Jumat, 05 Juni 2009

manusia sebagai makhluk

Manusia adalah makhluk. kata makhluk terambil dari kata 'khalaqa' (telah menciptakan) dibentuk ke dalam isim maf'ul 'makhluq' (yang diciptakan). hakikat makhluk adalah alam yaitu, tidak ada. Bagaimana manusia menjadi ada, bagaimana bentuknya, keinginan dan kecenderungannya, matinya sampai kepada kehidupan setelah matinya semuanya bergantung kepada al-'khaliq' (pencipta).

Pengertian ini begitu sederhana. Banyak orang mengetahuinya tetapi sedikit orang yang memahami, menghayati sampai menyadarinya.kenapa?

Manusia diciptakan dari bahan dasar dan isi dasar. bahan dasar manusia adalah tanah sementara isi dasarnya adalah Ruh Allah. bahan dasar tanah dibentuk sedemikian rupa oleh Allah sampai terbentuk jasad manusia.adapun isi dasar Ruh Allah ditiupkan ke dalam jasad manusia ketika bentuk jasad manusia telah sempurna (normalnya 4 bulan). setelah bersatu ruh dengan jasad barulah ia dinamai manusia, dalam surat al-a'raaf 172 disebut dengan istilah 'anfusihim (singularnya: nafsun).

Kata 'nafsun' atau 'jiwa' dalam terjemahan bahasa Indonesia sering didefinisikan sebagai sesuatu yang menggerakan jasad manusia. sigmund freud mendifinisikan jiwa sebagai 'naluri' atau kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Dalam teori 'psiko analisa' nya, Freud menguraikan struktur jiwa sebagai Id, Ego dan Super ego. Id adalah dorongan hewani, lebih spesifik Freud mendefinisikan sebagai dorongan seksual. id inilah yang merupakan bawaan dasar manusia. ego adalah akal, berfungsi sebagai dewan pertimbangan dan sekaligus eksekutor jiwa. sedangkan super ego didefinisikan sebagai norma dan nilai yang ada di masyarakat. Freud membawa satu pengertian yang menyudutkan manusia menjadi hewan seksual yang terkekang oleh norma dan nilai di masyarakat. Namun, freud diakui sebagai bapak Psikologi dunia karena kemampuannya mendefinisikan 'jiwa'. Bahwa semua tindakan yang dilakukan secara sadar oleh manusia pada dasarnya dibangun dan digerakkan oleh alam bawah sadar. katanya, persis seperti gunung Es di laut. yang nampak hanya sedikit, namun yang nampak itu berdiri di atas yang tidak nampak.

jiwa manusia dalam definisi Islam sangat dipengaruhi oleh bahan dasar dan Isi dasar. 'nafs' baru disebut 'nafs' setelah ditiupkannya ruh ke dalam jasad. Imam ar-Razi atau Rhazes menyamakan ruh yang ditiupkan tersebut dengan malaikat. sehingga kecenderungan ruh adalah taat kepada Allah tanpa reserve. sedangkan jasad, karena ia diciptakan dari tanah maka ia membawa sifat-sifat dasar tanah. DR. Nazarudin menjelaskan dalam bukunya 'jiwa manusia'; "manusia sebagai jasmani adalah manusia yang digerakkan oleh kebutuhan-kebutuhan biologis. manusia mencari makan, minum, kawin, tempat beristirahat (rumah), keamanan dan lain sebagainya.

selama manusia hidup, dua tarikan ini terus menarik manusia ke dua sisi yang berlawanan. ketika dominasi ruh menggerakan jiwa, jadilah ia 'nafsul muthmainah. ketika sifat dasar menggerakan jiwa jadilah ia 'nafsul amarah ' dan ketika seimbang tidak ada yang dominan jadilah ia nafsu lawwamah.

"katakanlah :jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudaramu, istrimu, kerabatmu, kekayaan, perniagaan yang kamu usahakan, rumah tempat tinggal adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang Fasik. " QS. 9:24

2 komentar:

komentar anda sangat berharga bagi pembelajaranku