Dalam al-Quran penulis mendapati dua definisi yang satu sama lain saling bertentangan tentang arti kata manusiawi. satu, manusiawi dalam pengertian tabi'at dan yang kedua manusiawi bima'na fitrah. manusiawi dalam makna tabi'at senantiasa diungkapkan dengan nada negatif. Dalam Perspektif tujuan, fungsi dan peran manusia di muka bumi ini tabi'at menjadi sesuatu yang bersifat kontraproduktif. Sedangkan manusiawi dalam makna fitrah sebaliknya, senantiasa diungkapkan dalam makna yang positif. ia menjadi hal yang diharuskan dan menjadi nilai manusia yang sesungguhnya dalam pandangan Allah SWT.
Manusiawi dalam makna tabi'at adalah sesuatu yang dapat kita tangkap dari karya-karya tulisan manusia. pada dasarnya manusiawi dalam pengertian tabiat ini bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori; biologis dan psikologis. Adalah sesuatu yang manusiawi kalau manusia perlu makan, minum, istirahat, seks dan kenyamanan tempat tinggal. manusiawi dalam arti biologis ini tidak jauh beda dengan hewani. adalah manusiawi kalau manusia itu ingin bebas, ingin diakui dan dihargai, ingin berprestasi, ingin keamanan, jaminan keselamatan dan kesejahteraan di masa depan. manusiawi dalam arti ini adalah manusia ditinjau dari sisi psikologis.
manusiawii dalam makna fitrah hanya dapat kita temukan dalam wahyu sang pencipta. sejauh akal berfikir dan menganalisis ia akan mentok dan menemui jalan buntu untuk mengetahui fitrah dirinya. namun, sebelum kepada apa fitrah manusia itu, ada baiknya kita menyamakan persepsi tentang arti kata 'fitrah' itu sendiri. dalam bahasa Arab arti kata 'khalaqa, fatara, bada'a dan ja'ala memiliki kekhasan makna masing-masing. memang tidak ada padanan kata dalam bahasa indonesia yang representatif untuk kata-kata tersebut namun, kita bisa memahaminya dengan definisi-definisi kata tersebut.
secara singkat, kata fitrah adalah masdar atau semacam gerund dalam bahasa Inggris. kata ini pernah diungkapkan dalam salah satu riwayat Umar bin Khathab. 'awalnya aku tidak mengenal apa makna kata fitrah yang sesungguhnya namun, ketika aku mendengar perdebatan orang-orang Arab Badwi yang berebut sumur barulah aku mengerti. salah satu fihak mengungkapkan kalimat ' qad fathartu hadza bi'r.' (sungguh akulah yang menggali sumur dari awal perencanaannya.)
Kamis, 29 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berharga bagi pembelajaranku